Sunday, April 05, 2009

Hapus sudah mimpiku untuk mendapatkan iPhone 3G dari Telkomsel, gimana tidak harga yag ditawarkan ke konsumen bisa untuk kasih makan keluarga mas yayat selama 2 tahun, tukang kunci yang biasa mangkal di UGM. Tapi bukan karena masalah itu juga sih kenyataanya setelah resesi ekonomi melanda dunia, baru tahu kalau ternyata apple itu terlalu mahal di pasaran dan selama ini konsumen memang tidak bisa berbuat apa apa kecuali "take it or leave it".

Tapi dasar orang Indonesia, dan memang kenyataanya kenapa iPhone 3G dilansir di Indonesia, tidak di negara tetangga secara official, gue jadi teringat pas Nokia Communicator yang harganya sampe dengan 20 juta/Unit tapi tetep diantri orang indonesia entah sebagai end-user atau pedagang. Kenyataannya adalah apapun yang dijual di Indonesia kalo berbau brand dan dari luar negri pasti laku, makanya Indonesia ga mengenal resesi ekonomi karena uang tidak "ngendok di brangkas bank" tapi berputar di pasar.

Sementara temen2 gue udah pegang BB rata2. Ah... pantek setan alas apa pula itu yang telah merusak syaraf2 sehat di otak mereka? Gue koq jadi takut ketularan autis, gue inget temen gue yang banyak omong ceria dan sangat konyol banyolan2nya, sekarang dia hanya duduk tertunduk sementara jari-jarinya memainkan BB nya tak lepas siang dan malam.

11 April adalah hari ultah gue. Rasanya ga ada seseorang yang akan kasih hadiah yang berharga kecuali barang2 yang gak gue pernah inginkan dan akhirnya jadi seonggok sampah yang mencemari kamar gue. Kenapa pula sih mereka ga pernah tanya dulu kalo mau kasih hadiah, atau lihat deh paling tidak di my wish lists. Hehehe maunya....

Dan sekarang gue masih bingung... jual Iphone lawas gue trus beli iPhone 3G atau BB? Atau tidak sama sekali?

DJ, undecided


lotta loves from,

join me on