Saturday, February 20, 2010
Tadi malam saya menemani teman saya untuk sebuah perhelatan kecil anniversary perusahaan sepupunya. Saya pikir sepupunya itu bekerja di perusahaan tersebut dan kebetulan mungkin dian adalah client atau bisnis partner, eh ternyata perkiraan saya salah.

Kami datang sedikit telat, dimana undangan seharusnya datang jam 19:00 hrs kami baru sampai 19:30 Hrs, sebenarnya untuk sebuah corporate anniversary event oke-oke saja sih, tapi ternyata ini lebih ke semacam family gathering dimana sepupu teman saya itu adalah pemilik sebuah web hosting company yang cukup diperhitungkan secara local (Indonesia) malah katanya menduduki peringkat 3 dengan pelanggan 10.000 orang dalam kurun waktu 8 tahun.

BRAVO!!

Jika dihitung secara kasat mata orang awam, berarti dalam setahun ada anggota baru sekitar 1.250 anggota , so berarti ada lebih dari 100 new clients dalam sebulan dan lebih dari 22 anggota baru dalam seminggu atau paling tidak 3 new clients dalam sehari. Angka yang cukup signifikan untuk sebuah perusahaan
web hosting local!

Nama perusahaan yang cukup ear-catching rumahweb adalah sebuah nama sederhana. Tapi ternyata mampu bersaing dengan perusahaan internasional yang cukup punya nama, tentunya saya tidak perlu menyebutkannya disini.

Mas Yusuf adalah seorang bisnis enterpreneur di bidang IT ini adalah sepupunya dian teman saya itu, konon katanya istrinya mas yusuf ini adalah seorang finance yang handal sedangkan mas yusuf sendiri adalah seorang konseptor yang cukup boros kalo belanja, hahahaha semoga saja gossipnya ga bener, sehingga suami istri ini cocok menurut ramalan dewi fortuna untuk menyelola sebuah family bisnis.

Dipikir pikir, hebat atau beruntung ya? Bisnis semacam ini kan ga butuh kantor yang mentereng, cukup mempunyai ruangan sebesar kamar tidur biasapun bisa, alias dirumah. Sedangkan karyawan juga ga mesti ngantor seperti 9-5 kantor biasa, malah bisa dilakukan darimana saja selama terkoneksi dengan server tentunya.

Ini Bisnis Kepercayaan! Dan membangun kepercayaan itu tidak gampang, apalagi sampai 8 tahun. Semoga angka hoki ini menjadi simbol keberuntungan untuk rumah web mas yusuf selamanya.
++++++++++++++++++

Oh ya teman saya didaulat menjadi MC malam itu, memang teman saya itu seorang ex penyiar yang sekarang menjadi station manager FeMale Radio di Jogja. Mestinya bayaran dia mengjadi host per-jam nya 1/2 juta tapi tentunya untuk menjadi MC malam itu, dia rela menjadi volunteer demi keluarga.

Selain keluarga, tetangga dekat ada juga clients dan komunitas blogger di jogja yang diundang, mungkin sedikitnya ada 50 orang undangan yang hadir. Cukup intimate acara makan-makan di "the sawa" (tanpa H) sebuah resto yang cukup upmarket di jogja utara seputaran jalan damai dengan jalan palagan tentara.

Acaranya cukup basi sebenarnya, biasa lah ada sambutan2 ga penting, lalu door prize berhadiah t-shirt rumah web yang tentunya kita disuruh beriklan jalan, lalu ada juga meja notebook yang berbentuk bantal, serta ipod stick (entah betul2 ipod atau ipod2-an) karena saya ga melihat langsung, dan nomor undian saya adalah "4" yang bertolak belakang dengan no "8" dimana rumah web ini aniversary yang ke 8. Semoga saya bukan tamu tak diundang yang "ciong" untuk progress bisnis kedepan.

Tapi untungnya si MC dapat juga kaos dari hasil undian door prize (bukan pemberian) tanda kasih ngemci loh! dan kebetulan kaosnya model dan ukuran cowo, akhirnya saat saya mengetik artikel ini saya pake juga. hehehe. Padahal maunya saya sih pengunjung dikasih domain dan hosting gratis, paling tidak untuk waktu 1 tahun kedepan lah, kan 100 MB x 50 orang cuma 5.000MG atau sama lebih besar dari kapasitas flashdisk saya sehari hari (mupeng.com ON).

Gud luck mas yusuf! perlu sepertinya banyak enterpreneur muda yang seharusnya menyusul keberhasilan anda, supaya bisa memberikan lapangan kerja lebih banyak di bidang IT khususnya.

Saya sendiri, selain ga punya modal. Adalah low-risk-taker person yang dijejali oleh ide usaha yang belum satupun terealisasi. Mungkin tahun depan!

dj, selalu optimis





lotta loves from,
Wednesday, February 17, 2010
Membaca teman saya posting di wall-nya "Juaaancccuukkk tenan iki, moso ga ada sim sekarang kena 50 ribu".

Cuma yang tinggal di Jogja atau pernah ke Jogja yang melihat rambu-rambu jalan yang bertengger hampir di setiap “bangjo” sebutan lampu merah a la orang jogja. Saya pikir pasti kependekan dari “Abang = Merah” dan “Ijo = Hijau” untuk sebutan lampu pengatur lalu lintas di persimpangan jalan raya. Tapi kemungkinan besar rambu “turn-left-go” itu yang biasanya ditempel sebelah kiri di tiang bangjo akan lenyap dan tak akan dijumpai kembali, dikarenakan per 1 Februari peraturan lalulintas baru tahun 2009 yang di-syah-kan SBY itu akan diimplementasikan.

Peta berikut adalah lokasi saya pernah ditilang:


View Jogja - Lokasi Tilang Motor in a larger map

Alkitab yang berhalaman 203 lembar itu seakan sebuah alkitab perjanjian baru yang akan menjerat para pemakai kendaraan terutama di jalan protokol, saya tidak perlu menjelaskan detil dari semua tarif baru tilang tersebut tapi siapkan saja uang minimum Rp. 50.000 untuk tilang roda dua yang sms-an atau terima telephone sambil mengendarai motor dan maximum Rp. 750.000 rupiah saja! Karena dikategorikan mengendarai tidak konsentrasi dan membahayakan nyawa orang lain. Sepertinya saya harus istirahatkan ipod saya mulai sekarang jika saya harus bepergian dengan si “white angel” mio 2007 kesayangan saya, padahal dengan earphone ipod yang menempel dikuping saya, saya merasa lebih konsentrasi kalau mengendarai motor, tapi saya tidak bisa membela argumentasi saya ini di depan hakim bukan?

Sekali palu telah diketok tidak mungkin ditarik kembali kecuali saya menyewa seorang pengacara hebat yang mau membela saya dengan bayaran super mahal tentunya, meskipun ada indikasi bahwa people power sedang naik daun saat ini. Ah, semoga tidak menambah poin negatif untuk SBY yang sedang di-demo diseluruh Nusantara yang puncaknya 28 Januari kemarin, tapi toh tetep kelihatannya rupiah masih menunjukan angka yang kuat terhadap mata uang kuat lainnya. Ini bukti kalau kepercayaan internasional tehadap Indonesia masih megang!

Jadi ya mari, siapapun pemimpin di negri ini kita dukung demi kemajuan yang lebih baik lagi. Toh yang terpilih adalah seorang yang terbaik dari yang “paling baik” atau diantara yang terjelek. Yo! Kita buktikan kalau demokrasi di Indonesia adalah yang terbaik dalam sejarah peradaban di muka bumi ini.

OK. Stop the crap!

Awal bulan Februari ini saya kedatangan teman CS saya dari Melaka, Malasia. Jimmy yang seorang chinese asal kota dengan pasukan pemadam kebakaran terbanyak di Indonesia Banjarmasin, yang telah bertahun-tahun tinggal di negeri jiran itu untuk study dan mungkin juga berbisnis (mana aku tahu). Ceritanya saya meminjamkan Mio kesayangan saya ke dia, toh waktu itu juga saya sedang tidak begitu mobile, suatu pagi disaat saya rush harus tiba 20 menit lagi di hotel Jayakarta untuk workshop sementara waktu tempuh kesana seharusnya hanya 15 menit, tapi sewaktu mesin dipanaskan dan motor dibawa keluar gerbang tiba tiba mesin mati dan setelah itu semua kelistrikan mati total. Saya curiga kalau sikring yang mengatur kelistrikan itu putus dan saya ganti yang baru tapi kelistrikan tetap mati. Alhasil saya dorong motor ke bengkel resmi terdekat untuk diperiksa kelistrikannya, karena teori saya sudah tidak ada buktinya, mungkin teknisi resmi lebih tahu penyebabnya.

Bengkel menyarankan saya mengganti accu kering yang sudah saya pakai selama hampir 2 tahun dan tidak pernah ada masalah, karena saya pikir teknisi lebih pintar ketimbang saya yang hanya berasumsi saya nurut saja mengganti accu dan menebus dengan accu biasa seharga Rp. 100.000 dengan syarat meninggalkan accu kering lama saya di bengkel, tentunya masih punya nilai ekonomis buat dia untuk dijual kembali atau di-rekon.

Dua hari kemudian kejadian yang sama persis terulang kembali. Dengan kedongkolan di hati yang merasa ditipu oleh bengkel, saya bawa motor saya kembali dan saya meminta untuk mengurut kabel-kabel beserta rumah/dudukan sikring, saya memang bukan teknisi lulusan YAMAHA tapi akal saya jalan dengan menggabungkan teori, saya pikir kenapa manusia dibekali otak untuk berfikir secara logic dengan menggabungkan beberapa kasus dengan teori yang ada. Kemudian bengkel bilang dudukan sikring asli harus diganti karena goyang mungkin ini penyebab kelistrikan yang tidak optimal, saya rogoh lagi saku untuk menebus harga dudukan sikring saya lupa harganya dan bicara soal uang saya tidak masalah asalkan memang apa yang saya keluarkan adalah apa yang saya nikmati untuk hidup.

Cerita ini belum akhir, sewaktu saya ambil motor sepulang kerja lalu saya nyalakan dengan electrict starter menampakan sistim yang normal, tapi di tengah jalan saya merasa ada yang aneh di dashboard motor dan saya baru menyadari kalo jarum indikasi bensin tidak bergerak!!

What the fuck!! Semoga perut saya tidak ditusuk dengan obeng atau kepala saya dipukul kunci inggris jika untuk kesekian kali ini saya marah dan cukup sudah pengalaman saya dengan malpraktek teknisi YAMAHA yang telah banyak merugikan saya, dan lagi lagi saya dinasihati untuk mengganti sensor elektrik pelampung yang menempel di tangki bensin dibawah jok! Saya menolak mentah mentah dan saya minta mereka untuk membersihkan sambungan kabel dengan fitting sensor tersebut dengan FWD, sejenis cairan yang bisa merontokan debu maupun karat yang biasa menggerakan komponen mekanik tapi bisa juga membersihkan debu atau partikel lain yang mengganggu sambungan kabel kelistrikan suatu komponen.

Alhasil, Alhamdulillah jarum penunjuk bensin di dashboard motor bergerak meskipun pelan pelan dan tetap si bengkel bilang kalau ini biasanya hanya sesaat. Tapi biarlah, saya tidak mau mengeluarkan uang lagi yang telah merampok saya lebih dari Rp. 100.000 untuk analisa salah dari seorang ahli.

Ada yang dirugikan – Ada yang diuntungkan

Ini adalah contoh nyata dari pengalaman saya. Kembali ke kasus undang undang baru lalu lintas yang menharuskan menyalakan lampu motor di siang hari adalah sebab dari akibat kelistrikan yang yang tidak maksimal atau pun cepat rusak. Jujur, hanya bisa dihitung dengan jadi saya memadamkan lampu motor sejak akhir 2006 di siang hari, itupun saya tidak menambahkan aksesoris kelistrikan yang bisa mempengaruhi kinerja sistim secara signifikan.

Tahu kan sekarang yang saya maksud? Saya dirugikan pedagang diuntungkan dengan adanya peraturan baru ini. Bolehkan kalau saya berprasangka kalau ada udang dibalik batu? Berapa persen perdagangan melonjak untuk spare-part motor dan berapa keuntungan yang diperoleh para kapitalis tersebut.

Okelah kalau begitu! Kalau lahan korupsi di Indonesia sudah mulai menyempit dengan adanya “senjata makan tuan” pastinya mesti muter otak bagaimana bisa membuka lahan baru. Dulu jaman petani penggarap lahan berpindah pindah dari mulai membuka hutan subur lalu membakarnya dan merusaknya kemudian menanam tanaman palawija yang bisa dimakan seumur musim jagung, setelah lahan tak lagi berproduksi mereka akan pindah ke lahan baru untuk membuka ladang yang mempunyai secercah harapan demi mempertahankan hidup.

Seperti itukah gambarannya? Saya tidak ingin berasumsi lebih jauh, tapi azas praduga tak bersalah masih dalam batas kewajaran kan?


lotta loves from,

join me on