Wednesday, March 17, 2010

Saya tidak mimpi di siang bolong, tapi saya percaya tidak lama lagi kita hanya akan menemukan sebuah icon di layar komputer sebagai pembuka masuk ke dalam sistem ataupun jaringan, lebih ekstrimnya tidak akan ada lagi sebuah aplikasi yang terinstall didalam komputer tersebut, yang diperlukan adalah hanya koneksi internet super cepat, secepat kita membuka sebuah file yang tersimpan di hardisk saat ini.

Saat ini, google telah memperkenalkan sebuah paradigma baru dalam dunia computing. Sebut saja sebuah virtual hardrive sebuah penyimpanan data layaknya sebuah flashdisk, google docs dimana kita bisa mengetik, membuat balance sheet ataupun presentasi bahkan membuat sebuah template angket pertanyaan yang bisa interaktif sehingga datanya bisa diolah. Belum lagi kita bicara OS generasi masa depan yang telah diliris dan bisa diunduh secara gratisan buatan google yang bernama “google chrome” yang akan menjawab semua teka teki dari istilah “cloud computing”. Ini sebuah revolusi di dunia IT yang terus terang meninggalkan sebuah pertanyaan besar di kepala saya “Apakah kita harus menyerahkan semua data kita kepada google”? Kita simpan dulu pertanyaan itu.

Terus terang saya bukan ahli di bidang telematika, saya hanya pemakai sebuah netbook untuk menunjang keperluan pribadi maupun pekerjaan yang senang dengan platform open source. Ketika saya membeli Netbook BenQ Joybook Lite U101 tahun lalu, saya hanya sebenarnya hanya tertarik karena bisa ditambahkan modul internal modem GSM 3G dari Sierra yang sudah mendukung driver di Linux – Ubuntu. Jadi dimanapun saya berada, saya bisa terkoneksi dengan internet bahkan pada saat saya bergerak.

Memilih Distro Yang Cocok untuk Netbook
Perilaku Netbook yang berbeda dengan Notebook maupun Desktop tentunya harus disesuaikan dengan OS maupun aplikasi lainnya untuk menyesuaikan ukuran layar yang lebih kecil dan serta aplikasi yang harus ringan tapi tidak mengurangi kinerjanya tanpa memberatkan processor Netbook yang tidak didesign untuk beban berat. Ada beberapa distro linux yang tersedia saat ini dan bisa diunduh secara gratis seperti Moblin, Ubuntu Remix, Jolicloud, semuanya mempunyai keunggula masing masing. Secara teknikal, saya tidak menemukan ketidak sesuaian, semua driver dikenali dan bekerja dengan baik, akan tetapi memilih distro di linux seperti kita memilih pasangan hidup, keduanya harus saling menyesuaikan meskipun pada akhirnya kita akan merasa terbiasa dan nyaman bersamanya.

Setelah saya mencoba semua distro Netbook, pilihan terakhir saya adalah Jolicloud. Sebuah Distro berbasis Ubuntu 9.04 Jaunty yang telah di-remaster dan disesuaikan untuk kebutuhan “fully mobile” saya tidak perlu lagi menyesuaikan konfigurasi atau menyetting modem GSM/CDMA bahkan untuk koneksi handphone yang mendukung auto-joint-network baik menggunakan koneksi kabel maupun bluetooth tinggal colokan saja langsung anda terhubung dengan internet, serta “end-design-layout” yang memikat mata, tanpa meninggalkan sedikitpun keunggulan Ubuntu. Memang dibandingkan dengan Ubuntu Lucid (10.04) yang akan dirilis April 2010 sebagai distro yang mendukung LTS (Long Term Support), Jolicloud terlihat tertinggal dalam perkembangannya selama satu tahun dari platform ubuntu yang ada ditambah Jolicloud yang saya gunakan masih dalam fase BETA, alias belum menjadi sebuah RC (Release Candidate), sebenarnya masih panjang jalan yang harus ditempuh menjadikannya sebagai seduah distro yang benar benar patut dijadikan versi rilis (akhir). Tapi menikmati Jolicloud laksana saya menikmati iPhone ala jailbrake dengan firmware terbaru berbasis open source Linux Ubuntu yang pada akhirnya “membiarkan pikiran saya tenang” dan bekerja dengan “style”.

Sebagai pengguna linux saya tidak menyarankan anda membuang Windows XP asli prabrikan netbook asalkan saja aplikasi lainnya bukan sofrware bajakan, gunakanlah aplikasi freeware yang bisa diunduh di www.filehippo.com atau opensource berbasis Windows. Lalu installkan Jolicloud langsung dari Windows XP dari sini http://www.jolicloud.com/download#jolicloud-express selanjutnya jangan salahkan saya kalau anda akan kecanduan memakai Jolicloud ketimbang Windows XP.

Jika anda membaca artikel ini, baca juga:



lotta loves from,
Sunday, March 14, 2010
 Dian Purnomo wrote an article on Grebeg Air 2010 which will be held on 21.03.10 at 08:00-13:00 Hrs at Kampung Jethak 2, Sidoakur, KM8 Godean, Yogyakarta as you may see here:

View Sanimas Jethak - Godean in a larger map



But what is it all about "GREBEG AIR"? 

Do you know that more than 500 babies in Indonesia or 5000 babies in the world died because of lack of sanitation access? Do you know that we don't have the access to the basic needs mean that we are poor? the answer is YES! I remember when I attended the 2nd KSN (Konferensi Sanitasi Nasional) in Jakarta came out withe result of acceleration of communities' sanitation by 2014 and one of the action plan is to built 1000 communal toilets around Indonesia. It mean in each district/Kabupaten at leat they must have new communal toilets around 2-3 sites.

I am not sure if we can do it. But giving an opportunity to opportunists to start a new business in sanitation sectors. So, any one interest to do it? let's talk about it. But, hold on. Let's show our concern first on tha sanitation issue in Indonesia, showing that we care on the improving of public health, let participate in the event of "GREBEG AIR" just come to the event and queue with others. That is it!

There will be a lot of activities on GREBEG AIR beside breaking THE LONGEST TOILET QUEUE that will be recorded on GUINNESS BOOK OF RECORD, and we (Indonesia) are part of other 56 countries who participate in this event. I am so proud that we are the first in Indonesia who take a part of this public campaign in Indonesia. If you don't believe it click here

Let's WET and DIRTY! 
Jogja is Hot & Dry lately. I prefer to sit down in ice cream parlor to enjoy what most of people complaining about. But having to be in GREBEG AIR, we can play wet and dirty making new friends, bring your kids and play wit us. In addition to the event, we will have some art perfoming like Gejog Lesung, Kotek-an as traditional javanese art performing. Murrals painting on the toilet walls by professional and kids, handwashing acts, edu-tainment on how to make bio-pori to help the environment from flood and composting, capoera, accoustic music, MUDs Football, Fish Hunting by barehand, and more crazzy games.

So far up to today 14.03 we secured more than 300 people will join the event. So if you are facebooker please join on GREBEG AIR or join the LONGEST TOILET QUEUE on Facebook or if you are twitter user let talk about #waterwednesday #worldwaterday #toiletqueue with @oralalikaroaku @dianpurnomo @borda_indonesia @felixkriz @ToiletQueue let share here.

So, what r u waiting for. Set yourself free on 21.03.10 and bring your friends along! cal me on +62899500447 or DIAN +62 274 9253226

dj, wishes to have more than 24 hrs in a day 

lotta loves from,
Friday, March 05, 2010
Ah, greget rasanya saya menunggu kehadiran veri LTS Ubuntu di versi 10.04 yang rencananya aka dirilis bulan Aprl nanti, pas dengan bulan kelahiran saya tanggal 11.04, yang baca jangan lupa kasih kado ya (not a virtual gifts tentunya), pas banget kan perbedaan dengan kantot pusat ubuntu dan waktu jogja adalah 12 jam, hem! Patut dibuatkan sebuah momentum emas rupanya! 

let make party ubunteros


Kelihatannya 2010 ini peperangan di dunia OS semakin memanas entah yang berbayar maupun yang tidak, yang jelas kita-kita lah yang diuntungkan selama menggunakan Ubuntu dari segi financial maupun kebebasan berkreasi dalam flatform open source. So, daripada membayar $200 beli edisi home W.7 ataupun upgrade dari xp maupun vista yang sedikit murah yaitu $120 ya mending pake ubuntu 9.10 atau tunggu versi LTS di april nanti untuk versi 10.04 nya, supaya kalian inget terus ulang tahun saya. Daripada buat beli W.7 mending buat pesta ulang tahun saya em...

si Ubuntu 10.04 yang bernama Lucid Lynx

Ah apa sih arti sebuah nama?  saya bahkan tidak tertarik untuk mengeja code name dari setiap code name ubuntu yang terkadang tidak sesuai dengan kepribadian nama binatang dengan versi ubuntu tersebut. Katakanlah, Karmic seekor koala kecil nun jauh di australia sana yang pemalas dan kerjanya cuma makan, itu yang ada di imej saya tentang karmic dan saya tetap memakai linux mint 7 versi xfce yang telah diremix sehingga sangat ringan untuk notebook dell inspiron 700 notebook sekelas vaio di jamannya yang gaj jadi dibeli temen, saya yang katanya kemahalan, padahal dia sudah mengobok-oboknya sejak september lalu dan baru balikin februari kemarin. AH sudahlah saya ga mau membahasnya disini baik itu linux mintnya maupun lappynya, daripada nambah dosa mending nambah ilmu saja.

Ayo kita omongin antara Ubuntu 10.04 dengan saya saja. Bagaimana di LTS 10.04 ini kelihatannya nampak lebih ringan tampilannya atau istilah nya "sleek" dalam versi dektopnya, semoga saja performanya juga semakin ringat alias tidak terlalu menguras resources yang ada, entah para developer ubuntu telah aware dengan istilah "go green" yang umum lalu diimplentasikan dalam struktur kinerja sistim yang baru ini. Yang pasti buat saya sebagai pemakai saja sudah dari cukup apalagi gratisan meskipun "gratis is not my principle of life".



there is no such free lance or free lunch
Saya harap ubunteros menggaris bawahi itu. Now, take a look of new look dari kandidat ubuntu 10.04 ini:
 
Bandingkan dengan yang ini:

Doe it ring the bell?

Yap! Anda benar. Saya setuju denga komentar mereka kalau ubuntu meniru max os. Entah karena sudah kehabisan ide yang dikejar setiap enam bulan sekali untuk merilis versi baru sedangkan ini projek yang tidak berbayar atau kah ada intrik politic steve job yang ingin menggabungkan ubuntu dengan kerajaannya di suatu hari sehingga nanti orang pada akhirnya diharuskan membeli juga untuk menginstallkan ubuntu di komputer pribadi?

Apakah ini sebuah revolusi ubuntu untuk menjadikan Ubuntu 10.04 sebagai "Leopard Killers" setelah meng-klaim kalau Ubuntu 9.10 sebagai "Windows 7 Killers". Kita lihat di pertarungan 2010 ini. Semoga tidak semakin meredup seperti kebanyakan warna abu abu dalam mac os.

dj, likes a chocolate ubuntu

lotta loves from,
Tuesday, March 02, 2010
Teman saya tertawa terbahak bahak sampai airmatanya keluar. Entah karena dia orang mudah terhibur atau karena jawaban saya yang lucu saat dia menanyakan siapa benchmarking saya dan saya menjawabnya "choky sitohang".
Secara GUI saya sama dia ga jauh beda, dia sexy dan saya kurang sexy tapi lebih pintar, fungsi basic saya malah lebih banyak shortcut yang lebih mendukung produktivitas ketimbang via agency untuk menghubungi choky sitohang. Lah emang siapa sih choky sitohang dan siapa saya? Ga penting lagi kayaknya saat ini untuk melihat packaging.

gak penting banged ya 

sing penting ferform
sing penting lebih irit kalo bisa gratis
pilih yang mahal atau yang murah
pilih yang beli atau gratis
pilih yang bajakan atau asli
pilih yang halal atau haram

semuanya ga ada pilihan yang pasti, tapi kembali ke kebiasaan. Toh orang jadul dulu bilang, ala bisa karena terbiasa, jadi jangan saling menyalahkan dan saling membedakan sebuah perbedaan yang bukan pada levelnya masing masing. Kalo mau membandingkan adalah perbandingan Win 7 dengan Mac OS Leopard propietaries yang berbayar dan sama sama bergerak di mainstream-nya bisnis IT, tidak membandingak Ubuntu 9.10 sebagai Win7 killers.

this is totally wrong
Jangan  mentang mentang Windows berasal dari Amerika, lantas haram dan Linux halal tidak seperti itu dab. Apalagi sampai Ubuntu 9.10 (at least itu rilis terakhir) mau mendebat Win 7, ya nggak aja kale, tapi kalau Linux Mint 8 (which is masih keturunan yang dipercantik dari ubuntu 9.10) ya jelas lewat lah. Saya harap kalian mengerti maksud saya, ya ya ya!
Teman saya mas Rijal menulis jujur tentang perbandingan Ubuntu 9.10 dengan Win 7 di blognya serta konsekuensi kalo masih memakai Win 7 versi RC (Release Candidate) yang pernah diberikan icip-icip oleh Microsoft sebagai pemanis kepasa public atas Vista yang gagal, menurut saya Win. 7 tidak lebih dari XP yang diupgrade itu saja, karena saya tidak melihat begitu signifikan untuk sebuah OS berbayar jika kita harus mengeluarkan kocek paling $200 untuk full home package atau $120 untuk versi upgrade.


being realistic and being fair 
So, ayolah kalau memang tidak mampu beli barang asli jangan membajaknya. Itu haram sifatnya paling tidak itu fatwa saya sebelum difatwa-kan MUI yang masih sibuk dengan urusan nikah sirih itu. Saya tidak membenci propeitary software, saya hanya mengibarkan bendera berperang terhadap pencurian hak intelektual. Saya tidak mau disebut pencuri karena saya tinggal di Indonesia dimana kekayaan intelektual orang lain dibajak sejumlah $411 juta di tahun 2007 dan $544 juta di tahun 2008, saya harap dengan dimulainya GCOS pertama 2009 lalu serta adanya PP yang mengatur 2009 akan menurun angka pencurian itu. Tunggu, $544 juta itu kira kira Rp. 5.440.000.000.000,- duh banyak banget ya, sampe saya nggak tahu mengejanya itu trilyun apa bilyar ya?  

Eh tunggu maksudnya kalo kita ga usah membayar sejumlah itu dengan memakai software tak berlicensi dan tak berbayar alias Linux - Ubuntu, berarti kita  bisa ngirit sejumlah itu kan dan uang kita ga berpindah keluar negri. 

Tapi kayaknya lebih dari cukup untuk menyulap Jogja menjadi Singapore. 

saya menyesal mengenal linux
sudah lebih empat tahu ini saya menyesal karena saya memakai linux, tepatnya turunan ubuntu  jaunty yang ditouch-up menjadi jolicloud yang cocok di netbook saya dan linux mint 7 berbalut lembut XFCE yang ringan dan powerfull di notebook dell inspiron lama saya. YA! Saya menyesal kenapa saya duluan mengenal windows ketika awal kursus komputer dulu yang membuat otak saya statis.

 So, see me at the Ubuntu mendebat Windows 7 di acara mega bazaar komputer 2010 yang berlangsung dari tgl 3 s/d 7 Maret di JEC - Jogja


dj, sudah "meracuni" 28 komputer teman dipasangi ubuntu 

lotta loves from,

join me on