Tuesday, July 24, 2012
00:51 | diposting oleh
didin.jamaludin |
Edit Post
Kemarin saya mengunjungi pasar Ramadhan di jalan Jogokaryan, di selatan Jogja yang berseberngan dengan Superindo jalan parang tritis. Sebuah kawasan yang menurut saya basis Islam yang cukup kental di daerah Jogja.
Waktu menunjukkan jam 4 sore ketika saya dan teman saya tiba di lokasi. Jalanan sudah macet oleh hiruk pikuk manusia yang lalu lalang, motor dan kendaraan roda empat yang macet total menambah deru polusi sisa pembuangan pembakaran fosil dari knalpot beserta suara yang bercampur aduk meracuni gendang telinga serta paru paru.
Semua jenis makanan dari mulai yang tradisional jawa, ciri khas jajajan untuk buka puasa, sampai dengan makanan dengan pewarna artifisial yang bisa" membuat kanker hati, bahkan perusahaan leasing sepeda motor dan asuransipun ada disana! Sementara sebuah mesjid jami di tengah tengah jalan Jogokaryan berubah seperti layaknya "Ramayana" sedang mengobral sisa stock pakaian kualitas rendah yang segera harus dikeluarkan dari gudang karena model dan potongannya sudah outdated.
Kurang dari lima belas menit saya berada di kawasan itu dengan membungkus 6 tusuk sate seharga Rp. 13.000, pecel Rp. 5.000, Mie Rp.5000 dimana dua item terakhir saya beli dari satu dari puluhan penjual dadakan yang masih ragu pada harga berapa mereka harus menjualnya, karena toh pada dasarnya mereka menjual item yang sama dari sumber yang sama alias "consigment" (titip jual) dan sialnya saya membeli dari penjual yang mukanya kecut selama melayani saya, dan saya baru tahu kenapa dagangan dia sepi ketimbang dagangan tetangganya yang dilayani oleh perempuan muda dengan pakaian jilbab "UII" dengan pembungkus tubuh yang memperlihatkan bahenol kesexian tubuhnya disana sini, dan kurasa ini ada modal jualan! Modal 1 juta untung 200 ribu! Jika jualan di pasar ramadhan ini. Kita hanya cukup menyediakan meja, membaya retibusi dan untung sudah ditangan 20% harian jauh lebih menguntungkan dari time deposit manapun dari jumlah miyaran di private banking ataupun hard currency di pasar bursa!
+++++++++++++++++
Sebulan sebelumnya....
Sama seperti Natal yang dirayakan oleh kaum nasrani, dimana akhir september pusat perbelanjaan biasanya sudah didekor dengan hiasan santa klaus dengan atmosphere-nya, diskon gede gedean yang ditawarkan membuat pembeli terpaksa memborong habis habisan dengan doktrin bahwa mereka bisa mengirit 70% dari harga sebenarnya, yang mana sebenarnya justru menyia-nyiakan 70% pengeluaran yang seharusnya tidak perlu! Puasa (baca. Ramadhan) dimana mestinya kaum muslimin menahan hawa nafsu alias tidak berlebihan contohnya dalam hal makanan maupun berpakaian dan lebih memberikan porsi yang biasanya dikonsumsi normal kepada kaum fakir yang tidak mempunyai kemampuan untuk berbelanja, tapi apa yang terjadi: Perusahaan sarung telah lebih dulu memperlihatkan sales revenue yang sangat signifikan, disusul oleh pakian muslim lainnya bahkan sempat saya melewati kawasan treban di dekat UGM di minus 3 hari sebelum puasa sudah macet karena susahnya mencari parkir kendaraan buat para "big spender" umat islam yang harus mempunya sarung baru, baju koko baru, jilab baru, mukena baru di hari pertama sholat tarawih.
Bagaimana dengan konsumsi energi?
Pastinya pemakaian listrik akan melonjak paling tidak 30% karena kegiatan outdoor di siang hari pastinya sangat dikurangi karena lemes, akibatnya produktifitas kerja menurun, tiduran didepan tv dengan acara yang bertajuk ramadhan yang notabene "geje" itu mulai dari waktu sahur sampai dengan waktu berbuka puasa, Kulkas akan dijejali makanan yang lebih banyak sehingga mengharuskan kompresor pendingin bekerja extra, oven dan peralatan electronic lainnya sama! Bukankah dalam 10 bulan kedepan panas bumi akan meningkat 4% dikarenakan oleh perubahan iklim global akibat kita terlalu berlebihan dalam mengkonsumsi apa yang seharusnya dihemat untuk masa depan generasi manusia.
Bukannya dengan menghemat pemakaian listrik maka akan berkurang panas bumi yang ditimbulkan sehingga gunung es di himalaya maupun di kutub utara masih bisa meredam panasnya bumi? Ah! Tapi siapa yang mau merugi? Shopping mall harus menurunkan temperatur ke titik dibawah 20 derajat celcius dan menambah titik lampu agar terang bermandi cahaya sehingga orang orang akan betah lama lama didalam berbelanja dan menghabiskan limit kartu kredit maupun tabungan yang tak seberapa besar dengan hanya menggesekan kartu! Sehingga para produsen giat memproduksi dan memperbudak karyawan pabrik dengan tingkat upah yang minim dan keselamatan kerja yang murah sehingga para kapitalis akan semakin memantapkan posisinya sejajar dengan tuhan dan berlomba dengan para koruptor untuk menghalalkan segala cara memperoleh surga dunia?
Ah paling tidak mereka telah menikmati surga itu! Surga Dunia.
Toh mereka pikir bisa menciptakan surga itu dan menikmatinya sesuai dengan keinginan mereka. Soal surga akhirat mereka tak begitu mempersoalkannya, toh buat mereka apa yang mereka lihat itu yang mereka percayai. Mereka tidak percaya cerita surga dan neraka dari bualan orang orang pintar yang bertameng dan mengatas-namakan suatu agama itu! Mereka lebih percaya untung yang diambil dari menimbun gula dan beras sebelum puasa dan melepas harga ayam potong dan telur dengan harga yang mencekik konsumen di awal puasa, lalu kembali melepas stock makanan kadaluwarsa dalam kemasa parcel lebaran yang telah membuat para pegawai negeri di lingkungan dinas terkait terlihat sibuk bekerja dan melambungkan popularitas mereka untuk selanjutnya membuka ranah korupsi dan pemiskinan kembali!
So, siapa Tuhanmu?
Apakah dia telah merasuk dalam sanubarimu untuk melakukan hal hal yang luar biasa yang tidak biasanya kamu lakukan? Ataukan ia telah mengajarjan kamu berbuat sesuatu yang sederhana tanpa membuat itu sebuah keharusan?
DJ, happen to be borned like this!
lotta loves from,
Waktu menunjukkan jam 4 sore ketika saya dan teman saya tiba di lokasi. Jalanan sudah macet oleh hiruk pikuk manusia yang lalu lalang, motor dan kendaraan roda empat yang macet total menambah deru polusi sisa pembuangan pembakaran fosil dari knalpot beserta suara yang bercampur aduk meracuni gendang telinga serta paru paru.
Semua jenis makanan dari mulai yang tradisional jawa, ciri khas jajajan untuk buka puasa, sampai dengan makanan dengan pewarna artifisial yang bisa" membuat kanker hati, bahkan perusahaan leasing sepeda motor dan asuransipun ada disana! Sementara sebuah mesjid jami di tengah tengah jalan Jogokaryan berubah seperti layaknya "Ramayana" sedang mengobral sisa stock pakaian kualitas rendah yang segera harus dikeluarkan dari gudang karena model dan potongannya sudah outdated.
Kurang dari lima belas menit saya berada di kawasan itu dengan membungkus 6 tusuk sate seharga Rp. 13.000, pecel Rp. 5.000, Mie Rp.5000 dimana dua item terakhir saya beli dari satu dari puluhan penjual dadakan yang masih ragu pada harga berapa mereka harus menjualnya, karena toh pada dasarnya mereka menjual item yang sama dari sumber yang sama alias "consigment" (titip jual) dan sialnya saya membeli dari penjual yang mukanya kecut selama melayani saya, dan saya baru tahu kenapa dagangan dia sepi ketimbang dagangan tetangganya yang dilayani oleh perempuan muda dengan pakaian jilbab "UII" dengan pembungkus tubuh yang memperlihatkan bahenol kesexian tubuhnya disana sini, dan kurasa ini ada modal jualan! Modal 1 juta untung 200 ribu! Jika jualan di pasar ramadhan ini. Kita hanya cukup menyediakan meja, membaya retibusi dan untung sudah ditangan 20% harian jauh lebih menguntungkan dari time deposit manapun dari jumlah miyaran di private banking ataupun hard currency di pasar bursa!
+++++++++++++++++
Sebulan sebelumnya....
Sama seperti Natal yang dirayakan oleh kaum nasrani, dimana akhir september pusat perbelanjaan biasanya sudah didekor dengan hiasan santa klaus dengan atmosphere-nya, diskon gede gedean yang ditawarkan membuat pembeli terpaksa memborong habis habisan dengan doktrin bahwa mereka bisa mengirit 70% dari harga sebenarnya, yang mana sebenarnya justru menyia-nyiakan 70% pengeluaran yang seharusnya tidak perlu! Puasa (baca. Ramadhan) dimana mestinya kaum muslimin menahan hawa nafsu alias tidak berlebihan contohnya dalam hal makanan maupun berpakaian dan lebih memberikan porsi yang biasanya dikonsumsi normal kepada kaum fakir yang tidak mempunyai kemampuan untuk berbelanja, tapi apa yang terjadi: Perusahaan sarung telah lebih dulu memperlihatkan sales revenue yang sangat signifikan, disusul oleh pakian muslim lainnya bahkan sempat saya melewati kawasan treban di dekat UGM di minus 3 hari sebelum puasa sudah macet karena susahnya mencari parkir kendaraan buat para "big spender" umat islam yang harus mempunya sarung baru, baju koko baru, jilab baru, mukena baru di hari pertama sholat tarawih.
Bagaimana dengan konsumsi energi?
Pastinya pemakaian listrik akan melonjak paling tidak 30% karena kegiatan outdoor di siang hari pastinya sangat dikurangi karena lemes, akibatnya produktifitas kerja menurun, tiduran didepan tv dengan acara yang bertajuk ramadhan yang notabene "geje" itu mulai dari waktu sahur sampai dengan waktu berbuka puasa, Kulkas akan dijejali makanan yang lebih banyak sehingga mengharuskan kompresor pendingin bekerja extra, oven dan peralatan electronic lainnya sama! Bukankah dalam 10 bulan kedepan panas bumi akan meningkat 4% dikarenakan oleh perubahan iklim global akibat kita terlalu berlebihan dalam mengkonsumsi apa yang seharusnya dihemat untuk masa depan generasi manusia.
Bukannya dengan menghemat pemakaian listrik maka akan berkurang panas bumi yang ditimbulkan sehingga gunung es di himalaya maupun di kutub utara masih bisa meredam panasnya bumi? Ah! Tapi siapa yang mau merugi? Shopping mall harus menurunkan temperatur ke titik dibawah 20 derajat celcius dan menambah titik lampu agar terang bermandi cahaya sehingga orang orang akan betah lama lama didalam berbelanja dan menghabiskan limit kartu kredit maupun tabungan yang tak seberapa besar dengan hanya menggesekan kartu! Sehingga para produsen giat memproduksi dan memperbudak karyawan pabrik dengan tingkat upah yang minim dan keselamatan kerja yang murah sehingga para kapitalis akan semakin memantapkan posisinya sejajar dengan tuhan dan berlomba dengan para koruptor untuk menghalalkan segala cara memperoleh surga dunia?
Ah paling tidak mereka telah menikmati surga itu! Surga Dunia.
Toh mereka pikir bisa menciptakan surga itu dan menikmatinya sesuai dengan keinginan mereka. Soal surga akhirat mereka tak begitu mempersoalkannya, toh buat mereka apa yang mereka lihat itu yang mereka percayai. Mereka tidak percaya cerita surga dan neraka dari bualan orang orang pintar yang bertameng dan mengatas-namakan suatu agama itu! Mereka lebih percaya untung yang diambil dari menimbun gula dan beras sebelum puasa dan melepas harga ayam potong dan telur dengan harga yang mencekik konsumen di awal puasa, lalu kembali melepas stock makanan kadaluwarsa dalam kemasa parcel lebaran yang telah membuat para pegawai negeri di lingkungan dinas terkait terlihat sibuk bekerja dan melambungkan popularitas mereka untuk selanjutnya membuka ranah korupsi dan pemiskinan kembali!
So, siapa Tuhanmu?
Apakah dia telah merasuk dalam sanubarimu untuk melakukan hal hal yang luar biasa yang tidak biasanya kamu lakukan? Ataukan ia telah mengajarjan kamu berbuat sesuatu yang sederhana tanpa membuat itu sebuah keharusan?
DJ, happen to be borned like this!
lotta loves from,
Subscribe to:
Posts (Atom)
translate this page
Blog Archive
-
►
2016
(1)
- ► December 2016 (1)
-
►
2014
(1)
- ► October 2014 (1)
-
►
2013
(1)
- ► December 2013 (1)
-
►
2011
(4)
- ► October 2011 (1)
- ► February 2011 (2)
-
►
2010
(30)
- ► November 2010 (5)
- ► October 2010 (3)
- ► April 2010 (4)
- ► March 2010 (4)
- ► February 2010 (2)
- ► January 2010 (3)
-
►
2009
(199)
- ► December 2009 (3)
- ► November 2009 (32)
- ► October 2009 (52)
- ► September 2009 (10)
- ► August 2009 (27)
- ► April 2009 (1)
- ► March 2009 (3)
- ► February 2009 (8)
- ► January 2009 (5)
-
►
2008
(86)
- ► November 2008 (5)
- ► October 2008 (9)
- ► September 2008 (3)
- ► August 2008 (4)
- ► March 2008 (10)
- ► February 2008 (19)
- ► January 2008 (2)
-
►
2007
(89)
- ► December 2007 (4)
- ► November 2007 (5)
- ► October 2007 (43)
- ► September 2007 (23)
- ► August 2007 (10)
- ► January 2007 (3)