Friday, December 21, 2007

Hari-hari menjelang libur kayak gini buat gua memberikan sedikit waktu luang untuk kembali membuat "masalah". Sebelum segala sesuatunya berubah dari keadaan sekarang, gua bener-2 memanfaatkan waktu yang tersisa.

Chatting adalah hal yang jarang bisa dilakukan. Biasanya emang gak ada waktu atau males, karena gak ada tujuan. Tapi kali ini berbeda. I did on purpose.

Ternyata cukup menyenangkan juga (kalo emang ada yg dituju). Gua sengaja mencoba jadi lelaki "murahan". Gua tau beberapa diantara mereka yang chatting ada yang terkesan takut dan jijig. Gua cuma tertawa girang... gua tau, akan seperti ini responnya. Gua me-"murah"-kan diri dengan cara yang "gak lazim". Bukan mengumbar masalah seksualitas, tapi dengan cara yang mungkin jarang dilakukan oleh para chatter lainnya.

Ada satu ketika gua dan web pal gua chatting memperdebatkan masalah soulmate. Dia yakin gua itu bukan soulmatenya. Dia juga yakin kalau gua ini "sakit", "kosong" dan bermasalah. Dia juga menuduh gua sebagai orang yang tidak bisa membedakan antara cinta dan kenikmatan belaka (love and lust ?). Gak bisa membedakan mana sayang mana nafsu. Dan dia juga sudah menghakimi gua sebagai orang kesepian yang menginginkan kesempurnaan.

Dengan cara tersendiri, gua berhasil memancing definisi cinta baginya. Definisi soulmate untuknya. Dan buat gua sangat menarik sekali. Pada akhirnya apa yang diungkapkannya itu semua memunculkan benang merah yang sama dengan orang-orang kebanyakan. Dan sebenernya gak ada yang salah.

Menurutnya... Soulmate itu harus memenuhi beberapa kriteria. Soulmate itu adalah orang-orang yang dekat dan pernah dekat dengannya. Soulmate itu sesuai dengan selera (terutama masalah fisiknya). Dengan yakinnya dia menjawab kalau gua bukan soulmate-nya. Dan dia memastikannya.

Buat gua sih gak ada masalah dan wajar dengan penolakan itu. Tapi disini yang gua pertanyakan kenapa orang dengan mudahnya menjawab bahwa orang "asing" itu bukan dan pastinya bukan soulmate bagi dia.

Gua sendiri gak tahu arti sebenarnya dari kata "Soulmate". Tapi, gua gak akan pernah mengatakan "iya" tidakjuga "tidak" kalau seseorang yang belum dikenal atau dilihat itu adalah hal yang "berarti" buat gua. Kelak, siapa tahu memang dialah yang akan mengisi hari-hari hidup gua. Gua cuma bakalan menjawab "could be", walaupun gua gak pernah bertemu scr fisik dengan orang itu.

Buat gua, mata adalah jendela hati... hati akan merasakan... dan waktu-lah yang akan membuktikan. Gak ada kriteria apapun untuk menjadi soulmate buat gua.

Orang kebanyakan memang "takut" memutuskan untuk menerima orang lain yang belum dikenal apalagi belom pernah dilihat. Dengan cara gua yang "murahan" itu cukup efektif juga melihat sisi ketulusan seseorang. Awalnya gua membuat dia "nyaman" berchatting ria dengan gua... everything was fun until I made myself a little bit "mad". Gua jadi tau buat dia yang penting itu adalah kenyamanan berinteraksi atau kenyamanan fisik. Dan sangat sedikit sekali setelah sekian lama asik chatting dan keliatan makin akrab (walaupun gak saling ngeliatin foto) bilang seperti ini "I like you even I never see you". Apalagi kalau ada yang sampe bilang... "be my special friend please.."... wuahahahaha.. orang itu emang "gila" atau bener-2 tulus??? (gua sendiri juga bakalan ngerasa aneh kalo ketemu org kayak gini).

Kalo gua pikir kembali, agak bergidik juga kalau bener-bener ada orang yang menerima tawaran dari gua yang saat itu lagi "gila"... Kalau bener-2 dia terima, berarti gua harus menepati "janji". Dan gua akan menepati semua janji itu. Padahal, Im not that cheap.
Lucky me, no one accepted the offering.

Am I your soulmate?

0 komentar:

Post a Comment

hey...thanks for your post, i really appreciate it.

join me on