Tuesday, August 05, 2008
Jogja, 5 Agustus 2008.


“Tolong kembalikan Indosat Matrix saya dan cancel semua kartu telkomflash, besok saya ke Jogja”. Sebuah sms yang membuat hati saya miris baru saja diterima di hp saya pimpinan saya yang sedang business trip ke Bali.


“Anjriit, another problem deh”. Umpatku dalam hati. Tapi iya juga sih, sebelum tanggal 24 Juli 2008, sebelum jatuh tanggal billing cycle Indosat Matrix saya sudah putus hubungan dengan Indsat dan langsung ke 8 sim card saya migrasikan ke Telkomflash dengan alasan:


Indosat:
  1. Mahal - Paket promosi sudah lewat 3 bulan pertama jadi susah mengontol pemakaian karena berdasarkan volume base yang mengakibatkan tagihan sangat mencekik leher.
  2. Nggak stabil - Kadang beberapa tempat di daerah sama sekali nge-blank tidak ada byte yang turun padahal sinyal menunjukkan 3G atau HSPDA gitu lho.
  3. Tidak transparan - Pembacaan billing yang sukar dimengerti oleh orang awam.
  4. Tidak ada kontrol – Pemakaian hanya dicetak summary saja. Tidak ada history maupun log yang bisa dicetak Tanggal, jam, berapa lama, dan berapa volume yang terpakai setiap kali kita log in. Tidak ada maximum quota pemakaian yang bisa kita set untuk kontrol pemakaian.


Catatan:
SLogan : Quality doesn't come cheap
Star Rating : 3 dari 5
Other : 2 thumbs buat sales support anda yang bernama Sumartono atau Tono (Jogja) sabar meski dimisuh-misuh dan mau datang ke kantor saya.






Telkomflash:
  1. Stabil – Dengan jangkauan BTS dan 3G terluas di Indonesia (katanya). Fakta, yg biasanya di Indosat Matrix dapat speed 150KBPS dengan modus PRS network di Telkomflash Alhamdulillan stabil di kecepatan 2KBPS ya benar sodara-sodara stabil mati suri.
  2. Mudah - Malah untuk chatting di YM pun sama sekali ga bisa ngangkat.Jadi apalagi untuk download dan browsing sanagt mudah disconnect.
  3. CS yang perhatian – Perhatian saat mau sign up, apalagi dengan 8 kartu sekaligus, perhatian meyediakan materai seharga Rp. 7 ribu per aplikasi dan ada 2 aplikasi untuk 1 nomor telkomflash (1 aplikasi kartru Halo dan 1 aplikasi kontrak agreement telkomflashnya. Jadi 2 Materai x 8 = 16 materai x Rp. 7.000 jadi berapa tuh? Au ah... males ngitungnya. Eh pas sudah sign up trus ada masalah masalah gak pernah digubris.....
  4. Tanpa batas – Ya, saya sign up di Jogja tapi saya dapat starterpacknya karu cap tulisan SEMARANG. Entah kalo masalah yang 1 ini membuat masalah, tapi menurutku kartu yang terdaftar.
  5. Guaranteed – Sewaktu saya mau test koneksi dulu di CS. Tidak ada satupun notebook maupun kartu Telkomsel yang tersedia. Satu-satunya kartu yang available adalah milik seorang supervisor itupun bukan telkomflash tapi kartu simpati prapabayar,dengan iming-iming katanya gak perlu dicoba disini lha wong di kantor telkomsel pasti kueenceng larinya.
  6. Trial version – Saya sign up basic dengan catatan kalo saya hepi di scheme basic ini saya baru mau upgrade ke next level. Tapi maaf kayaknya Telkomflash is “Trial-Version” so please “Try-Again”.


Catatan:
SLogan : Slow Unsure
Star Rating : -3 dari 5
Other : Mbak Yenni (Sales Support), you are the right person in the wrong place. Gud luck!


So, bagaimana dengan pengalaman rekan lain?
Apa ada yang bernasib sama dengan saya? Share dong pengalamannya.


Dulu sebelumnya saya malah pake Quasar (unlimited dari XL) yang dipasarkan oleh sebuah ISP company dan hmmm, ternyata Telkomflash adalah penerusnya. Kenapa ya dijaman serba sensitive ini masih saja ada perusahaan yang masih membohongi para clientnya?


Apakah buyer di Indonesia tidak punya bargaining power?
Trus YLKI pigimana ini? Apa masih ada gak sih institusi ini? Trus bela siapa?


I will not pay any single cent untuk sesuatu yang tidak saya nikmati benefitnya. Semestinya korban-korban seperti saya ini harus mem-black-list perusahaan yang bersifat kartel (mafioso) seperti ini? Tapi one-big-question.... emang ada yang lebih baik? Yang lebih mahal banyak!


regards,
the unhappy-costumerlotta loves from,

0 komentar:

Post a Comment

hey...thanks for your post, i really appreciate it.

join me on