Thursday, December 03, 2009
Sekitar dua minggu terakhir ini saya bolak balik mengecek informasi seputar KSN 2009 (Konferensi Sanitasi Nasional) dimana saya ditugaskan oleh kantor untuk unjuk gigi diajang pertemuan para sanitarian indonesia dengan para pemangku kepentingan di bidang sanitasi. Simbah google mungki sudah bosan ditanyai oleh saya perihal KSN 2009 yang saya maksudkan ini, akan tetapi informasi yang saya temui kalau tidak KSN 2007 maka akan direfer ke KSN (Hari Kesetiakawanan Nasional yang gaungnya jauh diatas KSN (Konferensi Sanitasi Nasional), at least hasil searching google “konferensi sanitasi nasional” mendapatkan 22,300 hits dan 50,300 hits, padahal saya memakai engine google chrome yang tersohor dengan kepintaran mencari informasi di internet.

Kenapa sanitasi yang setiap siang dan malam sangat erat kaitannya dengan kegiatan dasar manusia jauh tertinggal dibawah kesetiakawanan nasional?

Apakah isu kesetiakwanan saat ini lebih krusial daripada sanitasi?

Ataukah ini hanya masalah publikasi?

Apakah sanitasi masih kurang menarik untuk dibicarakan?

Ataukah masih tabu?

Saya pikir akses terhadap informasi yang saya inginkan diatas mencerminkan betapa kurangnya akses saya terhadap KSN 2009 yang saya inginkan, padahal akses informasi terhadap sanitasi yang merupakan kebutuhan yang paling dasar dalam kehidupan keseharian kita adalah mutlak harus ada sebagai warga yang beradab. Ah sudahlah saya tidak mau mendebatkan masalah ini sekarang, mungkin nanti saja kalau saya lagi punya hasrat menulis lagi.

KSN 2009

Konferensi Sanitasi Nasional 2009 ini merupakan KSN ke 2 yang secara resmi mewakili pemerintah indonesia di ajang konferensi sanitasi tingkat nasional. KSN 2009 ini akan berlangsung di Hotel Millenium Sirih, 8-10 Desember 2009 bertajuk “mempercepat pembangunan sanitasi untuk memenuhi pelayanan dasar rakyat indonesia”. Sebuah tajuk yang cukup berat dibaca, apalagi dilakukan.

Saya tergelitik menterjemahkan kata “mempercepat”, apakah sampai hari ini pembangunan sarana sanitasi di Indonesia ini terbilang lamban sehingga perlu dipercepat? Ataukah semacam program kejar setoran untuk mencapai angka tertentu di tahun 2015 nanti sebagai tahun garis finish yang ditetapkan PBB untuk pencapaian MDG?

Bah... kupikir 2015 bukanlah angka MATI!

Saya masih ingat seorang pejabat entah itu gubernur DKI atau Menteri PU yang bicara disaat ada kampanye ciliwung bersih atau whatever eventnya itu, yang pasti dia bicara di TV kalau 2014 indonesia (mungkin tepatnya) Jakarta, akan bebas dari BAB bebas, halah pusing.... maksudnya di tahun 2014 itu pemerintah menjamin TIDAK AKAN ADA LAGI manusia yang “berak” di sungai. Gitu deh jelasnya!

Ah jadi banyak angka dikepalaku, padahal sejak sekolah dulu saya paling benci dengan angka, tentunya kecuali angka yang bisa ditukar dengan segelas “Caffee Latte di Starbuck”. 2015 2014 dan 2012 ya ya ya.... itu film yang hampir dilarang diputar di Indonesia kan?

Mudah-mudahan rencana mulia Indonesia untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakatnya bisa melewati tahun 2012 nanti. Amin.

So, 2012 ....? siapa yang tersisa (red. siapa yang tertinggal)?


lotta loves from,

0 komentar:

Post a Comment

hey...thanks for your post, i really appreciate it.

join me on