Tuesday, October 14, 2008
In case komentar gue gak disetujui oleh moderator di wartajazz maka gue pengen sharing apa yang gue alami dan gue harapkan dari sebuah apa yang gue bayar dengan "DUIT" (bukan daun nongko)

Gue gak terlalu optimis dengan UGM Jazz 2008 kali ini. Tidak seperti yang digembar-gemborkan oleh author dari web ini Mr. agus tang pernah “Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Toronto Jazz Festival, Mosaic Music Festival (Singapore), Calle54 (Spain), Alkantara Festival (Sicilia, Italy), dll juga Tour keliling dunia bersama Krakatau Band”.

Gue bukan seorang yang pantas mengomentari jazz secara detail dari sisi music, tapi pengalaman gue tahun 2007 sama dengan yoghi sebastian alias kecewa banget. Kalo dilihat dari history 10 tahun UGM JAzz Festival, mestinya banyak pemain baru di Jazz selama 9 tahun terakhr…. tapi ko kayaknya yang ditampilkan ya para pemain yang sudah “expired” di blantika Jazz Nusantara.

Gue kecewa terhadap tulisan Mr. Agus yang sangat tidak realistik dalam menyajikan berita ini. Gue berharap mestinya tulisan dia bisa dijadikan barometer untuk dunia Jazz Indonesia berserta musisinya. At the end kelihatannya hanya copy-paste press releasenya dari EO UGM JAzz ini.

Mana darah-darah Jazz baru yang pantas ditampilkan di public dan lebih “menjual” jogja? Bukannya dengan event yang ke 10 ini mestinya harus sudah punya ciri-khas dan menjadikan komoditas wisata-music untuk Jogja (red baca. UGM)?

Look at the;

tagline? ---- kayaknya baru kursus corel
Artist? ----- boring
Venue? ----- tempat kawinan/wisuda lah....

Kalo memang JEC tidak mendukung akustik sistem dan sangat mentulikan telinga jika dipakai untuk pagelaran musik, tidakah ada tempat lain di Jogja untuk perhelatan akbar tahunan UGM Jazz Concert/Festival or whatsoever you called it.
Bukan yang punya hajat UGM lantas mesti dilaksanakan di rumahnya yang notabene gue merasa pergi kondangan (grha saba), nggak mesti kan?

Tiket habis? Are you sure? ….. bukannya tahun 2007 kursi-kursi di tengah pada melompong? apakah benar tiket habis atau diborong spekulan (red. calo) yang nanti diobral pada jam-jam terakhir pertunjukan?

Atau diborong Mandiri sebagai kompensasi dari sponsorship yang kemudian diberikan kepada para klien Mandiri yang tidak mengerti arti pertunjukan Jazz yang datang ngebrudul ke tempat konser setelah lebih dari 30 menit pertunjukan dan tentunya sangat mengganggu para penikmat musik jazz (red baca. gue).

Kalo boleh usul nih, event ke 11 nanti mestinya harus sudah ajang kolaborasi antara UGM dengan Dinas Pariwisata.

Datangkan bintang2 jazz mancanegara Undangi turis2 pecinta Jazz dari luar ke Jogja, bukankah Air Asia dan Malaysian Air sudah direct flight ke KL atau Garuda yang direct ke Jepang?

Have the concert outdoor di Borobudur or Prambanan. Hire helicopter, set the laser…. sell drinks, sell atmpshore, sell the event… not come and sit and listen and go home. Get groovy! Get your body move… this is a music concert not sort of mass-regilious-service!

So, am i going or not? Sure.... so i can be more sarcasm.... Yes I'm back to live!

lotta loves from,

0 komentar:

Post a Comment

hey...thanks for your post, i really appreciate it.

join me on