Saturday, October 31, 2009

GCOS Series:1

[Jogja 30/10/09] Entah apa terminologi open source di ajang GCOS (Global Conference Operating Source) di Jakarta 26-27 Oktober lalu, tapi yang dilihat mata awam saya yang sebatas pegguna ubuntu dan sebagai anggota dari komunitas pengguna linux indonesia (KPLI) Ubuntu Sub-Loco Jogja (begitu mereka menamainya) yang distandarkan secara internasional, adalah beterbarannya peserta workshop dan participant yang mewakili institusi maupun organisasi yang membuka stand bahkan panitia GCOS itu sendiri yaitu AOSI (Asosiasi Open Source Indonesia) yang masih memakai Microsoft Window platform.

Saya pikir saya dan teman-teman bukan orang pembenci OS proprietary, mungkin boleh dibilang pembenci penggunaan software bajakan, akan tetapi di ajang GCOS ini hendaknya dijadikan sebuah percontohan yang murni menggunakan open software dan tentunya diawali oleh panitia itu sendiri sebagai pencetus GCOS.

Jangan mimpi kalau diakhir event kita disuguhkan angka statistic berapa persen pengguna Linux di Indonesia atau bahkan pengguna Ubuntu (red, baca pengguna distro terbesar), karena sampai saat ini-pun saya tidak tahu saya pengguna ubuntu no ID berapa? Hahaha. Saya pernah lihat di beberapa footer orang di milis ubuntu ada yang ber-signature Ubuntu User No: sekian sekian, ah tapi peduli apa saya dengan identitas pengguna ubuntu itu, toh saya sekarang lebih peduli (red. Isend) sesiapa saja sih yang menggunakan linux dan yang tidak menggunakan linux di even GCOS in.

Dan mulailah saya jalan-jalan di area GCOS ini dari ruangan satu workshop ke ruangan lainnya termasuk foyer dimana stand-stand berada:

Peserta yang menggunakan Linux:

  1. Kamus Tradisional [Ubuntu] (saya salut sama brondong SMA yang genius ini) diatas Blank On dia meramu kamus tradisional berbagai bahasa daerah di Indonesia, dan dia masih mencari para volunteer yang ingin bergabung dalam project developmentnya.

  2. Crayon [Ubuntu] semacam wikipedia lokal yang diperuntukan untuk adik-adik kita (maaf kalo kurang pas menerangkannya) cuma satu hal komputer harus selalu terkoneksi ke internet, gimana dengan sekolah2 yang tak punya koneksi? Mungkin kalo dibuatkan semacam desktop aplikasi yang bisa diupdate contentnya secara periodik baik itu off line maupun online akan lebih bagus.

  3. Easy Hotspot [Ubuntu] tentunya harus jad pelopor pengguna lah, kan emang ubuntu memudahkan apalagi forumnya kalo konsultasi cepat tanggap.

  4. Senayan [Ubuntu]

  5. AOSI Stand [Ubuntu] pake Linux mint seperti saya.

  6. BPPT [Ubuntu]

  7. Oracle (lupa distro apa)


Peserta yang menggunakan NON Linux (red. Microsoft)

  1. Zaitun Series

  2. Dua notebook public use yang ada di area dalam depan stand crayon (Zaitun Series)

  3. Blender

  4. ID's (semacam graphic design school)

  5. AOSI Sekertarian (terhitung ada 4 notebook pake jendela)

Mungkin postingan ini tidak terlihat menarik dari segi teknikal FOSS dan developmentnya, akan tetapi saya lebih tertarik kepada aspek sosial yang ada disekitar saya dan bagimana saya mengamati perilaku orang orang sekitar saya yang khusus diundang ke event bergengsi yang baru pertama kali diadakan di Indonesia ini.

Tentunya harapan saya di GCOS 2010 nanti akan lebih mengsyaratkan kepada para participant untuk memakai open software selama event berlangsung, malah kalau bisa didata saat pendaftaran sebagai pengguna Linux Distro apa mereka yang datang?

How linux are you?


lotta loves from,

2 komentar:

milisdad said...

sip....
ditunggu repotase dari beberapa sesi yg kamu ikuti dan diskusi dgn bbrp org penting :)

didin.jamaludin said...

milisdad. Gitu ya? ayo add aku sebagai followermu, ah blog ini sudah lama mati, entah mau dihidupkan lagi spt apa ya?

Post a Comment

hey...thanks for your post, i really appreciate it.

join me on

translate this page

Blog Archive

Subscribe to Feed


who viewed me

visit Jogja

Visit Yogyakarta / Jogja