Sunday, June 01, 2008
Kulempar novel berjudul sex in chatting yang baru beberapa hari aku beli keatas kasur. Agak sedikit membosankan dengan alur yang tidak masuk akal. Mungkin si penulis hendaknya kurus dulu di kepolisian bagaimana seharusnya menjadi seorang intel yang ahli dalam forensik cyber crime, sebelumia menulis novelnya ini.

Aku pikir aku akan lebih baik jika membuat novel sejenis.
Andai aku ada saat temu wicara dengan penulisnya, pasti akan kubantai habis dia. Sayangnya talk show yang diorganisir oleh radio swaragama telah lewat saat aku membeli novel itu. Dan Yuki yang memberitahukannya ke aku saat aku pertama kali kenal dia di Rumah Kopi.

Jam 12 lewat tengah malam, saat aku telah melahap ratusan rss feed yang aku download kedalam thunderbird-ku jika aku berada dalam zona hotspot gratisan. Mulai dari aksi demo yang tak berkesudahan tentang kenaikan BBM sampai dengan infotaintment yang membicarakan kehidupan pribadi selebritis yang sudah jarang nongol di media electronic supaya tetap eksis dalam kancah selebritis Indonesia. Tak ada berita yang bermutu! Semua media di negeri ini sepertinya sekali lagi berniat menyeragamkan pendapat dan pemikiran yang stereotipe tentang semua yang tengah berlangsung di negeri ini. Rasa kantuk mulai menyerangku tapi kandung kemih yang bereaksi sedari tadi mengharuskana aku ber-ingsut dari tempat tidur kemudian melaksanakan menuju kamar mandi yang terletak diluar kamar menuju dapur.

"Kling-Klong",iPhoneku berbunyi berbarengan dengan layar yang menyala tanda ada sms baru masuk.

"bro...", sepenggal kata tercetak dilayar preview sms.
"close - Reply".
Sejenak aku diam. Antara pilihan menutup dan membalas sms tadi.

Bukannya aku malas membalas sms yang menurutku gak penting saat itu atau pelit pulsa, toh aku sama dia memakai nomor three yang menggratiskan sms sesama pengguna three. Tapi karena yang kirim smsku adalah pahlawan anime-ku yang tidak menjadi pahlawanku untuk ice-capucinoku tadi di Rumah Kopi.


"Napa", akhirnya telunjukku meng-klik reply. Jeda berselang 10 detik. "Gpp, sori ya tadi". Aku diam tak membalasnya. Sengaja.
"Koq gak balas", lanjutnya.
"udah mau tidur", balasku.
"Gw gy bt nih, ngopi yuk".

"What"! Apa nggak salah nih anak ngajak ngopi sementara waktu sudah menjelang jam 1 dinihari, pikirku dalam hati.

"udah tidur ya bro, sori kalo ganggu kalo ga mau gw mau balik aja".


Aku scroll-up iPhoneku dan tekan "call", segera RBT sepotong lagu Ungu terdengar diujung sana. Segera sebuah suara yang tak asing terdengar di telingaku.


"Mau ga bro, sori kalo gue ganggu lo".

"Mau ngopi dimana".

"Manut nite".
"Wah, males kejauhan".

"Habis mau dimana"?
"Di Sugeng Rawuh aja, Km5".

"Tapi disana rame banget bro".

"Yowes, Manut Nite. 15 Menit ketemu disana".

"Lho aku ga ada motor eh, bisa jemput aku disini"?
"Asu"! umpatku dalam hati. Sudah ngebete-in, ngajak ngopi saat aku mau
tidur, dan sekarang minta dijemput pula.
"OK lah".
"Tunggu 5 menit disitu".

Segera kututup screen notebook-ku yang telah ku-set-up jika ditutup akan menutup semua aplikasi yang terbuka dan shout-down sistem dengan sempurna. Mio putihku segera melesat kearah utara jalan kaliurang melewati lampu merah ring rod utara dan segera menepi saat seseorang berdiri dengan memakai jean potlot hitam dan kaos polo berwarna hijau menyala serta bagpack berwarna hitam berukuran besar sehingga badannya semakin terlihat kecil.

Dinginnya angin malam menusuk kesela sela tengkuk dan leherku meski aku sudah memakai jumper hangatku. Jalur roda dua ring road utara kearah Gejayan lenggang. Tidak ada satupun kendaraan lain selain aku. Kupacu Mio Putihku full-gas melesat membelah keheningan malam. Seketika sebuah pelukan melingkar erat dipinggangku dan kedua belah paha dan tubuh dia merapat kebadanku.

"Anjing, racer juga lo ya". Urnya menggumam dari mulutnya yang hampir menempel dikupingku sehingga aku bisa merasakan hangat hembusan nafasnya.



[i]to be continued[/i]


lotta loves from,

0 komentar:

Post a Comment

hey...thanks for your post, i really appreciate it.

join me on