Tuesday, February 10, 2009

Na handeleum taya katineung
Na hanjuang taya kamelang
Daun pulus lalambaran
++++++++++

Gambar dipersembahkan oleh Lifestylemagazine.weblog

Sepotong bait lagu jaipongan itu masih ada di benak kepala saya.

Bagaimana tidak, dulu saya pernah menjuarai festival Jaipongan mesti hanya tingkat kecamatan saja, tapi saya bangga karena paling tidak saya pernah "disana". Torehlah nadi saya. Pasti masih tercium segarnya merahnya darah Sunda dari dalam diri saya.

Geram! Mungkin hanya itu yang saya rasakan sekarang tatkala membaca kalau Gubernur Jawa Barat terpilih telah "mengharamkan" Jaipong. Ternyata hati dan pikirannya ada di padang tandus arab sana. Bagaimana tidak, hanya dengan dalih bahwa tidak sesuai dengan agama yang ia peluk, ditambah dengan cerita bahwa tari jaipong secara sejarah berasal dari kalangan "prostitusi" jaman baheula yang menjajakan kemolekan tubuh menarik simpatisan para lelaki hidung belang dengan 3G nya (Goyang, Gitek, Gaul) + Gedubrak!

Sejak kapan agama dicampur-adukan dengan budaya?

Duh, bagaimana nggak semakin kuat saja kalo saya akan menjadi orang yang golput di putaran pemilu legislatif ini kalo ternyata saya salah pilih pemimpin seperti dia. Mungkin saya akan mendirikan partai "Jaipong" saja ah, paling tidak ada 1/3 masyarakat Jabar dan ini sama dengan 50 kursi di DPR? yang pro kalau Jaipong tidak mau diharamkan dan dilarang dari peredaran... hihihi jadi mimpi ya.

Tarik maaaang... mangga atuh sok ngibing!


lotta loves from,

0 komentar:

Post a Comment

hey...thanks for your post, i really appreciate it.

join me on