Wednesday, February 06, 2008
Him : DJ, Kalo ada kerjaan tolong kabari aku ya, aku pengen banget kerja sekarang biar aku bisa menopang hidupku.


Sepenggal sms dari seorang teman di pagi hari Senin 4 Feb 2008, mengagetkan aku dari rintik gerimis yang siap aku terobos di dinginnya pagi itu. Untuk sementara smsnya aku abaikan karena aku sudah terlanjur mengeluarkan motor dari garasi menuju tempat kerja dan sebagaimanapun kondisiku jika masih bisa kugerakan otot-ku aku selalu berusaha datang sebelum jam 8:30 pagi.


Bukan karena peraturan kantor yang mengharuskan seperti itu, tapi lebih karena aku merasa telah melakukan suatu dosa besar di pagi hari yang akan berlanjut merasa ilfil sampai sore hari jika aku tiba di tempat kerja lebih dari jam 8:30 dan 1 hal yang aku syukuri kepada sang Pencipta kalau aku tidak pernah mengandalkan alarm buatan manusia untuk bangun pagi karena jam biologisku selalu tepat wakt membangunkan seluruh syaraf tubuhku ketika jam mendekati angka 7:30 pagi.

8:30, Setelah menyalakan notebook dan otomatis outlook akan mendownload semua emails serta ym yang start-up aku beranjak dari meja kerja ke pantry untuk membuat “kopi-pagi-ku” yakni 1 sendok Nescafe, 1 sendok gula, 2 sendok Cream dan ½ bagian air panas serta 1/3 bagian air dingin sehingga totalnya ¾ mug kopi instant pahit yang siap menghangatkan tenggorokanku serta mendidihkan darah dinginku yang selanjutnya akan memanaskan otak-ku yang siap bekerja.

Sebatang rokok Lucky Strike Menthol aku sulut, ah nikmat rasanya kuhisap dipagi hari di musim ujung penghujan ditemani secangkir kopi hangat yang perlahan aku seruput…. Kuacuhkan Kompas yang masih terlipat rapi yang semestinya menemani aku dalam ritual rutin pagiku, karena kali ini aku punya suatu teka-teki mister isms temanku itu.

Gw: Kenapa sih bro? sms singkat membuka perbincanganku dengan dia. Tidak ada balesan dalam 1 menit…. Aku mulai tidak memperdulikannya, dan mulai kubuka halaman pertama kompas yang masih seputar lumpuhnya Jakarta karena banjir atau mungkin lebih kena kalo dibilang karena impoten-nya gubernur DKI yang tak mampu “bangun” kanal-kanal pembuangan air bah yang setiap tahun menjadi tradisi kota. Ah… itulah salah satu kenapa aku tak mau tinggal di Jakarta!

Click! HP-ku berbunyi;

Him: Aku bobor dirumah dan mereka gak hepi jadi sekarang aku mesti menopang hidupku sendiri biar aku tetap hidup!

DUG! Terasa uluhatiku ditonjok alu ! Meski aku lom pernah merasakan yang sebenarnya….

Gw: Ko bisa? Ok… nanti kalo ada kesempatan gw kasih tahu lo ya. Be good….

Him: Thanks DJ, aku tunggu kabarnya.

0 komentar:

Post a Comment

hey...thanks for your post, i really appreciate it.

join me on

translate this page

Blog Archive

Subscribe to Feed


who viewed me

visit Jogja

Visit Yogyakarta / Jogja