Tuesday, September 18, 2007

Puasa Day +6

Duh mirisnya hati gue kalo melihat tayangan di TV selama bulan puasa hanya dipenuhi dengan wisata kuliner a ala Ramadhan, Pernak Pernik Ramadhan, Sinetron berbau Ramadhan yang mana darimana artis2 sexy semua pada berbalut jilbab, belum lagi boys band yang takut kehilangan pamornya pada berhijrah sementara ke lagu lagu religi…. Apa kata dunia???? Enek.. enekkk!!

Dan yang paling gue hampir batal puasa karena kesel dan marah adalah berita2 seputar polisi menggerebek tempat pelacuran, para satpol PP menjaring warung2 yang notabene mereka itu rakyat kecil yang mencari sesuap nasi untuk pulang kampong mudik dengan harapan bisa berlebaran dengan sanak familinya.

Kenapa sih kita ini tidak mulai untuk merubah cara fikir yang lebih maju?
Kenapa sih para aparat itu sepertinya tidak ada pekerjaan lain yang lebih bermutu?

Kenapa sih kita tidak bisa menghormati yang tidak puasa?

Apakah hanya dengan godaan sepiring nasi dan semangkuk soto ayam + es the dingin akan membuat kita membatalkan puasa? Justru godaan lain selain makan dan minum yang lebih menantang kita untuk meluluskan puasa, ya contohnya dengan menghornati yang tidak puasa lah.

Aneh statement gue?

Mungkin ya… biasanya kan berbunyi “hormatilah yang berpuasa” tau “hormatilah bulan puasa” yang notabene dimana warung warung pada tutup di siang hari, kalau adapun dipasangnya tirai ½ jendela untuk sekedar menutupi atau tepatnya menyembunyikan orang orang yang makan didalamnya.

Apa itu yang dinamakan menghormati puasa?

Dimana beberapa orang yang katanya muslimah dengan kepala dibungkus kain (red. Jilbab) tanpa merasa risih dan berdosa, dengan santai makan sepiring empek-empek + the botol dingin di suatu food court sebuah mall terkenal? Lagi “M” mungkin sih… tapi apakah tidak bisa makannya dirumah saja kalo beralasan “M” tapi malah membuat image islam (red.muslimah) tercemar. Malah sebaliknya menggoda yang puasa menjadi membatalkan, dengan fikiran picik berkata “ah yang pake jilbab aja makan koq” Ya Allah mau dikemanakan Islam-mu ini.

Trus, apa bisa menjamin kalo yang makan di warung/restoran yang ditutupi tirai itu adalah NON mulsim?

Memang siapa yang mengecek KTP sebelum memesan makanan?

Bukannya dengan cara menutup dengan tirai ini hanya mempersilakan semua orang (red. Yang berpuasa) untuk dengan leluasa masuk dan makan tanpa diketahui orang dari luar?

Sekali lagi apa itu yang namanya menghormati puasa?

Mugkin tahun depan kita harus mengganti slogan « HORMATILAH YANG TIDAK PUASA » dimana kita membirkan orang yang mau makan mau ber-masyuk ria melakukan semaunya mereka. Toh ini tanggung jawab vertical langsung antara individu dengan yang diatas bukan ?

Mungkin malah buat yang berpuasa akan merasa bisa-biasa aja, tidak menjadi beban mental pada saat kita melihat orang makan dan minum, saat kita melihat warung dan restoran dibuka seperti biasa. Bukankah ini akan menjadi tantangan buat yang berpuasa? Dan ini akan menjadikan seorang individu lebih kuat lagi kan….

dj, duh susahnya belajar sabar

+++++++++++++++
ps: image diambil dari site liputan6 sctv
http://www.liputan6.com/news/?id=147725&c_id=7

18/09/2007 08:53 Penertiban
Siang Hari Buka Restoran, Dikurung Tiga Bulan

Liputan6.com, Banjarmasin: Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (17/9), merazia warung dan kedai makanan yang berjualan di siang hari pada bulan Ramadan. Penertiban itu berdasarkan Peraturan Daerah tentang Ramadan yang melarang penjual makanan dan minuman membuka dagangan secara terbuka di siang hari selama bulan puasa.

Dalam penertiban ini, petugas menemukan sejumlah kedai yang berjualan di sekitar Pasar Antasari. Petugas lantas membawa beberapa pemilik warung ke Kantor Pemerintahan Daerah Banjarmasin. Mereka yang tertangkap akan dikenakan denda sebesar Rp 500 ribu atau hukuman kurungan tiga bulan. Razia ini sempat diprotes salah seorang pedagang sate. Dia mengaku hanya menjajakan dagangannya kepada masyarakat nonmuslim.

Di Riau, Satpol PP Pekanbaru menyita kursi milik pengusaha rumah makan yang ketahuan membuka usaha di siang hari selama Ramadan. Petugas mengaku mengambil kursi berdasarkan perintah atasan. Selain merazia rumah makan, sejumlah tempat perbelanjaan juga tidak luput dari sasaran petugas. Sasarannya sama, mencari rumah makan buka di siang hari.(YNI/Emir Faisal dan Yusril)


0 komentar:

Post a Comment

hey...thanks for your post, i really appreciate it.

join me on

translate this page

Blog Archive

Subscribe to Feed


who viewed me

visit Jogja

Visit Yogyakarta / Jogja