Tuesday, October 02, 2007

[Jogja] 02.09.07

Selepas buka puasa bersama di McD Jalan Sudirman (Jogja) bersama teman yang baru gue kenal beberapa minggu ini lewat Friendster alias dia temennya temen gue yang menghubungkan gue dengan dia. Thanks to friendster yang udah mempertemukan (red. Silaturahmi) 2 karakter yang jauh dari tanah ke langit dalam suatu kesempatan buka puasa bersama di sebuah franchise kelahiran negara Mr. Bush yang katanya kalo kita makan di McD maka kita sama dengan memakan daging dan meminum airmata anak-anak muslim Palestina.

Subhanallah!

Nanti gue bahas issue ini di kesempatan lain kalo gue sudah sedikit tahu banyak kenapa orang-orang islam di Indonesia sangat rapuh di provokasi oleh istilah-istilah yang berbau Amerika yang sepertinya dipandang sebagai najis besar yang setiap kali kita menyentuhnya dipandang kalo kita sudah “murtad” sesaat dan harus kembali melewati ritual ke-Islam-an untuk kembali menjadi seorang muslim.

Gue sendiri bukan seorang follower yang bisa dibilang berada sejajar dengan standar seorang muslim, gue menjadi muslim karena orang tua gue seorang muslim dan otomatis gue lahir dan di-didik sebagai seorang muslim. Jujur, gue dan mungkin gue mewakili hajat hidup orang lain yang “senasib” seperti gue tidak dihadapkan kepada pilihan hati gue sendiri apa gue masih mau meneruskan ke-musliman sedari gue lahir sampai di usia gue sudah berfikir sehat untuk memeluk agama lain atau tidak beragama sama sekali?

Boleh kan?

Toh itu tetep pilihan seorang individu atas dasar hak azazi manusia?

Bukannya Nabi Muhammad sendiri gak pernah memaksakan seseorang untuk memeluk Islam, “Agamamu adalah Agamamu dan Agamaku adalah Agamaku” Dia memang seorang yang telah menjunjung tinggi nilai HAM sejak dulu dan dikagumi tokoh agama non muslim sedunia sekalipun, tapi “nabi Muhammad juga manusia” kan.

Tapi bukankah mencintai yang kita miliki lebih baik ketimbang bagaimana memiliki yang kita cintai?

Astagfirullah!

Selepas buka puasa bersama, tidak lebih dari 3 menit perjalanan gue dihadapkan kepada lalulintas yang bergerak lambat, aneh padahal nggak pernah kejadian macet seperti itu di daerah sebrang terminal Treban yang menuju kearah Mirota Kampus dari arah selatan.

Gue gak tahu kenapa sebabanya sampai gue liat ada 2 kijang lawas paralel bersebelahan sementara 2 orang middle-age yang kepalanya sama-sama botak sedang saling-tarik-urat-leher yang satu masih duduk di belakang setir (kijang depan) dan satunya lagi (sopir kijang belakang) berdiri sambil nunjuk-nunjuk muka sopir kijang depan. Sementara para istri-nya pada memakai jilbab pada diam tak berkutik sama sekali.

Innalillahi….

“Eeeeuuww” pasti mobilnya pada gak diasuransi-kan bapak-bapak tuh! Kata gue dalam hati sambil gue nyengir aja. Tapi apa ada ya perusahaan asuransi yang masih nerima mobil seperti itu.

Maunya sih gue berhenti tapi takut lalulintas makin macet dan liatin sampai dimana tuh bapak-bapak yang mirip ibu-ibu berantem mulut mungkin maunya jambak-jambakan tapi kan pada botak. Soalnya kalo memang bapak-bapak asli ya tonjok-tonjokan dong, urusan menang kalah urusan nanti. Bukannya itu caranya cowok berantem! Mungkin karena mereka sama sama jawa atau menjungjung budaya jawa soalnya kan tinggal di jogja karena dua-duanya mobilnya berleter AB, sampai-sampai mungkin kalo mau nonjok meti bilang “nyuwun sewu, kulo mau nonjok sampean”.

Maaf kepada teman-teman jawa bukan niat gue mendiskreditkan kalian, cuma poinya adalah, helllooooowww…..

  1. Ini di jalan raya bukan di jalan perumahan yang sepi kendaraan, lu hanya bikin macet dan menjadi tontonan orang-orang yang lewat.
  2. Mana rasa malu-mu, bukannya adat jawa adalah adat malu? Apakah nilai itu sudah melampaui batas degradasi mental jawa khususnya atau budaya Indonesia umumnya? Please deh, kalo kalian masih pada muda trus mobil kalian modif-an yang gila-gilaan ya boleh lah berantem gara gara mobil lo keserempet.
  3. Pasti orang susah! Soalnya kalo banyak duit biar aja bengkel yang betulin, atau asuransi yang gantiin biayanya. Kalo orang kaya soalnya pasti mobil yang dia pake sekarang pasti Cuma 2nd car yang hanya dipake buat seharihari keluarga, maksudnya ada mobil lain yang lebih mahal di garasi rumah dan hanya dipake kalo kondangan dan dihidupkan mesinnya supaya panas aja.
  4. Malu tuh sama jilbab! Mana gunanya jilbab, apa Cuma buat nutupin uban istri kalian yang sudah kelihatan memutih disana sini? Apa jilbab Cuma sampai di kepala aja fungsinya? Alias tidak sampai kehati dan perilaku kalian? Atau Cuma ½ meter kain yang dijahit yang dijadikan fashion pelengkap sehari-hari?
  5. Elo pasti banci yang dipaksa kawin dahulu ya….. soalnya kalo real gentel-men ya pilihannya adalah:

a. Tonjok ditempat!

b. Bicara kekeluargaan di rumah secara privacy.

c. Ikhlas aja kenapa! Let it go… lah wong Cuma kegores aja, namanya juga kendaraan bergerak di jalan raya. Kalau gak mau kejadian seperti ini simpan aja mobil lo di garasi, niscaya mobil lo sampe 10 tahun kemudian juga nilainya makin naik karena semakin antik kan dan mulus. Konseksuensinya, bini tidak pernah akan antik dan naik harganya cepet peot dan loyo karena harus naik turun kendaraan umum dan becak.

Sembari mengendarai motor, gue jadi mikir juga apa gue akan seperti mereka yang tidak punya etika dan moral di jalanan pada saat kepala gue botak seperti mereka?

Mungkin sih;

  1. Mungkin gue gak akan botak seperti mereka. I don’t look sex when I am bald.
  2. Gue gak mungkin beli kijang yang udah bukan jamannya lagi seperti merek.
  3. Atau mungkin gue gak akan pernah mempunyai kijang, karena gue gak sekaya mereka.
  4. Mungkin juga gue gak sampe umur, tak sepanjang umur mereka yang masih diberikan waktu bertobat.


Nah lo, gimana kalo umur lo pendek dan mati dalam kemiskinan harta dunia? Belum lagi harta akhirat?


dj, mind-your-own-business

0 komentar:

Post a Comment

hey...thanks for your post, i really appreciate it.

join me on

translate this page

Blog Archive

Subscribe to Feed


who viewed me

visit Jogja

Visit Yogyakarta / Jogja