Saturday, October 20, 2007

Berapa dari kita pernah memainkan permainan ini dikala kecil dulu?

Jawabannya mungkin hanya 1 diantara 5 karena permainan ini biasanya populer di kalangan anak lelaki yang berasal dari kampung dimana masih tersedianya pohon bambu besar ataupun pohon pinang yang dibuat sendiri, jadi gak mungkin dimainkan oleh anak-anak dari kota.

Nha lebaran kali ini karena kelihatannya lebaran tersepi yang mudik di kampung gue, secara gue hanya sama nyokap dan kaka gue no 2. Ketiga kakak gue yang lain pada ngumpul semua di tangerang di kaka sulung yang tahun ini baru kehilangan 2 orang anggota keluarga (1 anaknya yang sulung dan suaminya), sedih memang… tapi semua sudah ada suratannya.

Akhirnya untuk mengusir rasa sepi si om ini mengerahkan anak ”piyik” di kampung gue untuk membuat meriam bambu sekaligus mengingatkan gue kepada childhood gue dulu, plus sebagai hmmm investasi gue supaya dikenal sama generasi penerus di kampung gue kalo ada om yang cakep dan pinter tapi sangat down-to-earth ini tapi jarang mudik sehingga hampir tak dikenali ”Back-to-Kampong” in the future dan akan mencalonkan diri menjadi lurah setempat. Mudah-mudahan dengan cara ini mereka akan inget dan mendukung gue sebagai suksesor dalam memilih gue jadi lurah kalo gue udah bosen di kota (hihihihihi).

MODE NARCIS TEUTEUP ON !

Masih segar di ingetan gue dulu, kakak laki-laki gue satu-satunya (yang sekarang sudah almarhum gara-gara kanker otak sialan yang menggerogoti kepala dia sewaktu gue baru masuk kuliah dulu) dia beserta teman-temanya selalu sibuk mempersiapkan ”lodong” yang terbuat dari jenis bambu besar atau pohon jambe (pinang) menjelang lebaran tiba.

Biasanya di minus 2 lebaran dia beserta teman-temannya mencari bambu besar yang cukup tua atau pohon pinang yang kemudian dipotong sepanjang 1.5 – 2 meter. Berikut cara mempersiapkan lodong untuk meriam mambu ;

Bambu :

· Siapkan sejenis bambu yang berdiameter besar serta sudah tua.

· Potong antara 1.5 – 2 meter (sesuai selera). Pendek dan panjang akan mempengaruhi kualitas tekanan gas yang dihasilkan yang otomatis semakin panjang akan menghasilkan suara lebih menggelegar.

· Lubangi bambu sekitar 10cm dari arah pangkal berdiamieter sekitar sebesar ibu jari yang akan dipakai memasukan karbit dan menyulut gas.

· Ikat sekitar sambungan ruas bambu dengan karet bekas ban dalam motor, untuk memperkuat kapasitas bambu dari tekanan tenaga yang dihasilkan gas dari karbit pada saat disulut.

· Lobangi bagian sambungan ruas diantara pangkal yang telah dilubangi dengan ujung meriam dengan menggunakan linggis (besi panjang berujung tajam dan ujung satunya berbentuk kaki kambing yang gunanya untuk mencabut paku yang kadang disebut sebagai kaki kambing). Pastikan sambungan ruas bagian dalam ini terlubangi dengan baik yang hampir rata dengan diameter bambu, ini sangat penting supaya tekanan gas karbit yang dihasilkan tidak tertahan yang akan menyebabkan tekanan dan akhirnya membuat bambu mudah pecah.

Pinang:

· Memang sedikit repot mempersiapkan lodong dari pohon pinang karena pohon pinang dalamnya tidak berlubang dan memerlukan kesabaran untuk melubangi dan membuang serat bagian dalam pohon pinang.

· Ada dua layer dari bagian batang pohon pinang, diawali oleh layer yang bertekstur keras dari arah luar kulit sekitar 1- 2 cm (tergantung diameter pohon pinang) yang kemudian disambung dengan layer kedua berbentuk serabut yang lunak sampai bagian core lingkaran.

· Nah bagian layer yang kedua ini yang kita buang dengan cara menusuk-nusuk dari bagian ujung (atas pohon) ke bagian pangkal dan sisakan sekitar 10cm.

· Setelah itu lubangi pohon pinang sekitar 10 cm dari ujung yang disisakan atau 20 cm dari pangkal pohon pinang.

Ciri-ciri bambu atau pinang yang tua:

· Permukaan kulitnya sudah berubah warna dari warna aslinya, berwarna agak putih karena termakan usia dan bercorak seperti sudah ditempeli oleh fungus (sejenis jamur).

· Bertekstur kulit yang sangat keras.

· Berdaun yang sudah jarang kecil karena pasokan nutrisi daun yang sudah terlalu panjang dari akar ke ujung daun.

Persiapan lain:

· Sediakan penyulut yang terbuat dari bambu atau dari ranting katu sepanjang 1 meter.

· Balut ujungnya dengan kain bekas yang terbuat dari katun kemudian rendam dalam minyak tanah.

· Buat tutup lubang lodong dari kain yang digulung kemudian direndam didalam air, ini berguna supaya pada saat ditutupkan ke lubang, tidak ada gas karbit yang keluar dari dalam lodong, sehingga konsentarsi gas yang nantinya terkumpul semakin padat yang akan menghasilkan tekanan serta suara yang dahsyat.

· Karbit dipecah menjadi bagian kecil sebesar kerikil atau sebesar ibu jari dengan cara memecahnya memakai palu. Simpan di tempat kering dalam plastik dan terbuka

Cara memainkan meriam bambu :

· Tempatkan lodong dengan posisi diganjal 1/3 di bagian ujung dengan mempergunakan batang pohon. (paling pas kalau diganjal dengan batang pisang yang terlebih dulu diberi dudukan untuk badan lodong supaya lodong stabil pada saat lodong meledak). Posisi lodong seperti ini akan memberikan efek gas mengumpul dengan konsentrasi tinggi di bagian pangkal lodong dan mengindari air yang mengalir ke ujung lodong.

· Jika ada lebih dari 1 lodong, berikan jarak antar lodong paling tidak 15-20cm.

· Masukan 1 butir karbit yang telah dipecah tadi kedalam lubang lodong.

· Masukan air kira-kira seukuran gelas kecil (200ml) yang akan mengurai karbit menajdi gas.

· Segera tutup lubang lodong dengan penutup lobang yang terbuat dari kain tadi.

· Biarkan selama 3-5 menit. (sekarang meriam mambu siap diledakan).

· Nyalakan penyulut.

· Buka tutup lodong.

· Beri jarak antara lodong dengan badan kita kira-kira 1.5 meter. Ini demi menjaga keamanan badan kita dari ledakan balik yang keluar dari lubang lodong.

· Tempat kan api yang menyalat di penyulut diatas lubang dan DUAAARRRRR!!!

· Kurang dari 1 detik getar serta suara ledakan akan membuat dada dan gendang telinga terasa pecah.

· Respect to traditions and culture. Ini yang akan memperkaya khasanah prularisme (bener gak ya ngeja-nya) makanya gue sukanya ngebut bhineka-tunggal-ika aja.

Achtung:

· Permainan ini bisa dimainkan oleh anak usia 10 tahun keatas dengan supervisi orang dewasa. (tentunya yang punya nyali besar, kalau nyali kecil main bola bekle aja ya).

· Sebaiknya dimainkan di tanah kosong yang jauh dari pemukiman penduduk.

· Karbit sebaiknya digunakan sampai habis atau jika bersisa simpan di tempat kering dalam keadaan tidak tertutup rapat, untuk menghindari gas yang akan terbentuk dan berbahaya.

· Jangan gunakan lodong yang pecah karena gas akan menyebar dan berbahaya saat ledakan terjadi.

· Jangan bermain lebih dari 1 jam terus menerus (bayangkan jika ada 3 lodong maka dalam 10 menit ada 3-5 ledakan dan dalam 1 jam ada berapa ledakan yang akan masuk dalam gendang telinga kita). Safety first!

Perbedaan bunyi ledakan antara Lodong Bambu & Pohon Pinang:

Bambu akan menciptakan efek yang berbunyi sangat nyaring memekakkan telinga tapi getar yang lemah (trebbel), sebaliknya lodong dari pohon pinang mencoptakan efek getar yang menggelegar dengan suara yang mendentum (Bass yang dilengkapi sub woofer)

Catatan:

· Biasanya bermain meriam bambu berbarengan dengan menyalakan petasan, supaya lebih meriah dan lebih gampang mengontrol keamanan. (Jelas ini permainan berbahaya).

· Selain di tempat kosong, permainan meriam bambu ini biasanya dilakukan di halaman mesjid berbarengan dengan hingar bingar tabuhan beduk yang dibarengi dengan takbir.

· Sebaiknya bermain meriam bambu dan petasan dilakukan hanya di hari malam takbiran, lebaran pertama dan kedua. Karena sebelum dan sesudahnya hanya akan mengganggu kenyamanan lingkungan.

Pesan moral:

· Lebaran adalah celebration! So, play as you like but not too much. Karena sesuatu yang berlebihan itu tak baik.

· Jika ada larangan tentang petasan di hari biasa, lakukan di hari lebaran. Ini saatnya dimana batas toleransi sangat lebar tapi lakukan dengan bijaksana. (Hehe bukannya 1 adanya larangan adalah untuk dilanggar?).

· Be the opportunist, karena kesempatan gak datang 2 kali.

· Selalu dekat dan cintai keluarga meski kadang kita harus berkorban untuk yang lain. Karena gimanapun kita hidup dengan garis keturunan, itu yang membedakan kita dengan hewan (meski anjing2 yang di beli di petshop sekarang juga sudah punya certificte of birth yang menerangkan garis keturunan yang menentukan “breed” atau bibit-nya anjing, dan tentunya ini akan menaikan harga jual beli keturunannya).

· Terkadang kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Tapi ini adalah fakta yang kita harus berbesar hanti menyikapinya.

· Be the enviromental friendly. Kapan lagi kita mulai kalau tidak sekarang.

· Be safe! Tanpa missing your fun.

· Be positive and think ahead. Tomorrow is what you invest today.

· Pada kita tidak disibukkan dengan rutinitas duniawi dan kesenangan kita. Kadang kita baru menyadari betapa hidup kita ini indah dan patut disyukuri, tapi gue aja susah dapat moment seperti ini.

dj, likes-to-play-with-dangers

0 komentar:

Post a Comment

hey...thanks for your post, i really appreciate it.

join me on

translate this page

Blog Archive

Subscribe to Feed


who viewed me

visit Jogja

Visit Yogyakarta / Jogja